Perlukah pacaran dalam kehidupan?
Cinta merupakan pengalaman yang
sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang
pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan
mereka semakin bertambah ketika dunia perfileman memperkenalkan arti cinta yang
salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan
cerita romantika.
Kendati pun demikian, hampir setiap
orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal
berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu, cinta bisa diibaratkan
sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan
pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya.
Begitupun dengan kasih sering sekali
kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh
karena itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta
Kasih, agar dapat membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta
Kasih yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah
ada akhirnya.
Pada remaja sekarang ini banyak yang mengapresiasikan cinta
dan kasih kedalam bentuk pacaran. Tapi apakah arti pacaran itu sendiri? Dan bagaimana
manfaat nya? Kali ini saya akan membahas tentang pacaran.
Pacaran adalah sebuah jalinan asmara yang dijalin antara
kedua insan laki laki dengan perempun, pacaran berada dalam tahapan menyocokan
diri dengan seseorang yang di cintai, sebelum berada di jenjang pernikahan.
Apakah manfaat pacaran?
Pacaran hanya membedakan status antara jomblo/single dengan
taken. Sebenarnya jomblo tidaklah jelek, justru jomblo/single pun lebih baik
dibandingkan pacaran. Pacaran hanya menjerumuskan kedalam hal hal yang negatif
jika terlalu sering pergi berdua bersamaan. Pacaran hanya menghabiskan pulsa,
waktu, bahkan fikiran menjadi terganggu karena terlalu sering memikirkannya. Namun
ada pula dampak positifnya yaitu, mungkin saja dapat menambah semangat
menjalani kehidupan sehari-hari, dapat berubah menjadi lebih baik, semakin
berintrospeksi diri. Tetapi itu semua balik lagi kepada diri masing-masing,
bisa atau tidak hidup tanpa mempunyai pacar. Ada orang yang bisa bisa saja
hidup tanpa punya pacar, dan ada pula orang yang tidak bisa, kalau tidak punya
pacar, ia sangatlah merasa kesepian. Sebenarnya dalam agama tidak dibolehkan
yang namanya pacaran. Tetapi manusia saat ini sudah jarang sekali yang
mengikuti aturan tersebut, Riset menunjukan sekitar 95% seseorang pasti pernah
menjalani suatu hubungan yakni pacaran. Seharusnya ta’aruf lebih baik, untuk
mencegah hal-hal yang negatif dalam menjalin sebuah hubungan.
“Cinta tak pernah salah, cinta tak pernah tau kapan dan
kepada siapa cinta yang dituju, tetapi cintailah dirimu sendiri sebelum
mencintai seseorang yang akan di cinta, karena seseorang yang pantas untuk diri
kita adalah cerminan dari diri kita sendiri” –Disa Pratiara
Komentar
Posting Komentar