KONSERVASI ARSITEKTUR PERKEMBANGAN KAWASAN CAGAR BUDAYA PAKUALAMAN, DI YOGYAKARTA
Di Daerah Istimewa Yogyakarta ada beberapa kawasan yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan pendidikan. Berdasarkan pasal 1 angka 6 Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, “Kawasan cagar budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas”. Dalam rangka upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam konteks kekinian, maka diperlukan kebijakan dan strategi pelestarian kawasan tersebut. Implementasi upaya itu adalah dengan membentuk kawasan cagar budaya di berbagai tempat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertama, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 186/2011 ada 6 (enam) Kawasan Cagar Budaya yang telah ditetapkan, yaitu Kotagede, Keraton, Malioboro, Pakualaman, Kotabaru, dan Imagiri. Kedua, Kawasan Prambanan dengan potensi tinggalan masa klasik (Hindu-Budda), sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional hal itu berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. No.278/M/2014 Tentang Satuan Ruang Geografis Prambanan. Mengingat sebagai kawasan dengan peringkat nasional, maka batasan wilayahnya mencakup dua wilayah propinsi yaitu DIY dan Jawa Tengah.
Salah satu Haritage di Daerah Yogyakarta adalah Kawasan Pakualaman, Kawasan Pakualaman merupakan bagian dari kekuasaan Kadipaten Pakualaman. Kadipaten Pakualaman berdiri pada tahun 1813, pada masa penjajahan Inggris dengan penyerahan kekuasaan oleh Hamengku Buwono II kepada adiknya, Pangeran Natakusuma dengan status Pangeran Merdika (pangeran yang merdeka). Pangeran Natakusuma lalu mendapatkan gelar sebagai KGPAA Paku Alam I dengan kediaman di Puro Pakualaman di sisi timur Kasultanan Ngayogyakarta. Pada kawasan Pakualaman terdapat Puro Pakualaman sebagai pusat pemerintahan dan kediaman Adipati, alun-alun Sewadanan sebagai ruang terbuka dan tempat sosial raja dengan msayarakat, masjid sebagai sarana religius, dan pasar tanjung sebagai sarana perekonomian masyarakat. Pasar Tanjung kini hilang digantikan dengan keberadaan pasar Sentul.
Berikut file berupa pdf yang dapat didownload,
Daftar Pustaka
Disa Pratiara
21315983
Komentar
Posting Komentar