Kehidupanku

Pada saat aku sekolah di salah satu SMA yang begitu terkenal di wilayah Jakarta Selatan. Aku menepati jurusan yang sangat diinginkan semua orang, yakni IPA. Awalnya aku sama sekali tidak terbayang akan jadi apa nantinya, dan apa keinginanku kelak. Pada akhirnya ketika aku menaiki kelas 2 , aku mengikuti banyak "test minat dan bakat" dan hasilnya tidak jauh dari seni. serta guru seni rupa ku sangat mendukung jika aku mengambil jurusan yang kau berbasis seni. Darisitupun aku sudah mulai memikirkan kemana akan aku tuju jenjang pendidikanku setelah lulus sekolah?  Kemana?  Dan jurusan apa? Awalnya aku mengikuti snmptn, bisa disebut juga sebagai undangan. Jdi hanya melalui nilai nilai di raport saja untuk seleksi nya, kalian tau aku memilih apa?  Aku bersikeras untuk memilih universitas negri yang ada di wilayah Depok. Tak perlu ku sebutkan namun itu benar2 sangat terkenal, kampus idamanku itu sejak sma, aku selalu mengikuti segala acara yang diadakan oleh kampus tsb.  Dan aku akhirnya memilih prodi jurusan teknik arsitektur. tak puas maka ,aku juga mengikuti berbagai tes snmptn dan mandiri manapun dengan prodi jurusan yang sama, yaitu teknik arsitektur. Tetapi yang aku pilih hanya boleh yang ada di wilayah dalam kota, tidak boleh diluar kota ataupun diluar pulau oleh kedua orangtuaku. Setelah mengikuti berbagai jenis ujian untuk seleksi masuk perguruan tinggi negeri ,sayangnya aku tidak berhasil lolos,  diantara teman temanku yang asal pilih jurusan dan asal pilih universitas tidak peduli bahkan harus keluar kota atau keluar pulau. Akhirnya, aku sudah tidak tau lagi harus kuliah dimana dan didalam bayanganku selalu mengidamkan kampus idaman negeri itu.kemudian ayahku menyuruh aku untuk kerja saja, namun kerja hanya lulusan sma aku pun tak tau harus kerja apa.  Saat itu ibuku bersikeras untuk aku supaya langsung kuliah ntah dimana saja, tidak apa apa swasta. Tidak ada bedanya swasta dan negeri, swasta belum tentu jelek, dan negeri belum tentu bagus. Itu tergantung pribadi masing2 dalam menjalaninya, kata ibuku.  Akhirnya, ibu dan ayahku mendaftarkan aku kuliah di universitas gunadarma Depok, dan aku memilih prodi yg pertama teknik arsitektur, dan yang kedua adalah teknik sipil. Awalnya aku bingung, pilih yang mana dulu, karena aku memang ingin sekali kuliah di jurusan teknik arsitektur,  dalam bayanganku arsitektur itu seru gambar gambar doang. Nyatanya, pada saat ini aku sudah menjalani 3 semester yang berjalan ke 4 semester, bayanganku pada saat itu sangat jauh dari kenyataan kehidupan yang dialami oleh mahasiswa/i teknik arsitektur, tugas yang tiap minggu nya diberikan oleh seorang dosen yang berbeda, dengan matakuliah yg berbeda, dan itupun tidak pernah habis. Pasti selalu beranak pinak ,apalagi jika tidak dikerjakan atau menunda itu sama saja seperti bercucu pinak.  Wkwk,  setiap hari setiap malam harus begadang mengerjakan tugas yang penuh dengan kekreatifitas nya. Kami dituntut untuk mengembangkan ide ide yang kami punya, bahkan ketika sudah mengerjakan pun kami tak pernah jauh dari kata "ditolak" ditolak dalam arti ini, desain yang kami buat ditolak oleh dosen kami sendiri. Padahal dalam seni seharusnya bebas, seharusnya tidak ada kata ditolak. Tapi beda lagi ini jurusan teknik, ya teknik arsitektur, yang menghabiskan uang hanya untuk membeli barang barang keperluan untuk menggambar. Yang menghabisakan stock kopi hanya untuk menemani begadang.
Lalu,  itu semua bukan halangan melainkan rintangan yang harus dihadapi. Karena,  untuk menuju kesuksesan tidaklah mudah, tidak bisa dengan instan. So, harus melewati proses untuk menuju sebuah kesuksesan

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer